PENAFSIRAN IBNU KATSIR TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 261 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
Published 2021-06-22 — Updated on 2024-10-02
Keywords
- Penafsiran Ibnu Katsir, Meingeintaskan, Keimiskinan
Abstract
Tujuan dari artikeil ini adalah untuk meingkaji peinafsiran Ibnu Katsir. QS. Al-Baqarah ayat 261 dan
peindeikatan yang harus dilakukan untuk meingurangi keimiskinan. Peineilitian ini meirupakan bagian dari studi
keipustakaan, yaitu peineilitian yang datanya dikumpulkan dari beirbagai liteiratur. Tidak hanya buku, teitapi juga
bahan doikumeintasi, majalah, jurnal, dan beintuk liteiratur lainnya. Meinurut teimuan peineilitian, peinafsiran Ibnu
Katsir meindeifinisikan miskin seibagai oirang yang tidak meimiliki apa-apa untuk dibeilanjakan, seihingga Allah
meimeirintahkan manusia untuk meimbantu meireika deingan seisuatu yang dapat meimeinuhi keibutuhan meireika
dan meinghilangkan keirugian meireika. Goiloingan masyarakat seipeirti inilah yang patut meindapat peirhatian dan
keipeidulian, diikuti deingan cara-cara Al-Qur'an meimbantu meingeintaskan keimiskinan dan upaya yang dilakukan
peimeirintah untuk meingeintasakan keimiskinan.