Abstract
Pasca dekade 60-an, terjadi gelombang perubahan dalam peta intelektual arab, khususnya, dan
dunia Islam pada umumnya. Abdullah Laroui menengarai periode ini sebagai The Second Nahdhah
(kebangkitan kedua), yang ditandai dengan kekalahan Arab dari Israel pada Perang 1967, dimana sejak
saat itu para pemikir Muslim mulai menggelorakan kritik-diri demi mengejar ketertinggalan peradaban
Islam dari Barat-Eropa. Artikel ini mengulas pemikiran Muhammad Abid Al-Jabiri, salah satu pemikir yang
memiliki peran signifikan dalam peta pemikiran di fase kebangkitan kedua. Salah satu gagasannya yang
cukup masyhur adalah Kritik Nalar Arab. Tetapi bukan hanya itu, Al-Jabiri juga, terutama di akhir-akhir
karir intelektualnya, mengaplikasikan kritik-kritiknya tersebut ke dalam teori-teori ilmu al-Quran. Al-Jabiri
juga diketahui merintis proyek rekonstruksi Tafsir al-Quran.